Berhenti Merokok Tingkatkan Risiko Diabetes?

di tulis oleh Irfandi William Gates | 02.55 | | 0 komentar »


Berhenti Merokok Tingkatkan Risiko Diabetes?

Berhenti merokok dan menggantinya dengan camilan akan membuat berat badan naik. Padahal, inilah salah satu faktor yang bisa meningkatkan risiko diabetes tipe2. (SuaraMedia News)
Berhenti merokok dan menggantinya dengan camilan akan membuat berat badan naik. Padahal, inilah salah satu faktor yang bisa meningkatkan risiko diabetes tipe2. (SuaraMedia News)
Orang yang merokok sejak lama diketahui memiliki faktor risiko menderita penyakit diabetes tipe 2. Namun, penelitian terbaru menunjukkan, menghentikan kebiasaan itu pun malah meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dalam jangka pendek.
Sejumlah peneliti John Hopkins University tersebut menduga peningkatan risiko diabetes tipe 2 tersebut berkaitan dengan penambahan berat badan yang dialami orang setelah mereka berhenti merokok. Namun, mereka memperingatkan bahwa tidak seorang pun boleh memanfaatkan hasil studi itu sebagai alasan untuk terus merokok.

Sebab, kebiasaan merokok justru merupakan faktor risiko untuk penyakit lebih berbahaya lainnya, yakni paru-paru, jantung, stroke dan segala jenis kanker. “Pesannya ialah jangan pernah memulai merokok,” kata Hsin-Chieh Yeh PhD, pakar epidemiologi di John Hopkins University School of Medicine sebagaimana dikutip webmd.com.

“Jika Anda merokok, berhentilah! Itulah tindakan yang benar. Tetapi, orang juga harus mengawasi berat badan mereka,” tambah wanita peneliti yang memimpin studi hubungan rokok dan diabetes tipe 2 tersebut. Hasil studi yang disiarkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine terbitan 5 Januari lalu menyebutkan, para peneliti mendapati bahwa orang yang berhenti merokok memiliki peningkatan risiko 70 persen untuk terserang diabetes tipe 2 pada enam tahun pertama tanpa rokok dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok.


Risiko tersebut paling tinggi pada tiga tahun pertama setelah orang berhenti merokok dan kembali normal setelah 10 tahun. Di antara mereka yang terus merokok selama masa itu, risiko tersebut lebih rendah, tapi peluang untuk terserang diabetes tipe 2 masih tetap 30 persen lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah merokok.
Studi itu dilakukan atas 10.892 orang dewasa yang berusia setengah baya yang tidak terserang diabetes tipe 2 dari 1987 sampai 1989. Perkembangan semua pasien tersebut diikuti selama 17 tahun dan data mengenai status diabetes tipe 2, tingkat glukosa, berat tubuh, dan lain-lain dikumpulkan dengan jeda rutin.

Diabetes tipe 2 adalah penyakit umum yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk secara layak memanfaatkan gula dan untuk mengatur serta secara layak menggunakan insulin, bahan yang dihasilkan pankreas dan biasanya menurunkan kadar gula darah selama dan sesudah makan.

Pada diabetes tipe 2, yang juga dikenal sebagai diabetes yang muncul saat orang mencapai usia dewasa, pankreas mengeluarkan sangat banyak insulin guna membantu tubuh ketika makanan dikonsumsi, tapi tubuh tidak dapat memanfaatkannya secara normal. Hasilnya adalah tingkat gula darah yang berlebihan, yang pada gilirannya, dapat mengakibatkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, dan sakit jantung.

Orang yang kelebihan berat badan dan mereka yang memiliki sejarah keluarga mengenai penyakit itu memiliki risiko yang meningkat untuk terserang diabetes tipe 2, seperti halnya perokok, kendati hubungan sebab-akibat tersebut tidak jelas.

Menurut studi itu, mereka yang merokok paling banyak dan mereka yang berat badannya bertambah paling banyak memiliki kemungkinan paling tinggi untuk terserang diabetes tipe 2 setelah mereka berhenti merokok. Secara rata-rata, selama tiga tahun pertama studi tersebut, berat tubuh orang yang berhenti merokok bertambah sekitar 8,4 pon dan ukuran pinggang mereka bertambah ratarata 1,25 inci.

Yeh dan rekannya ingin para dokter selalu mengingat temuan itu ketika mereka berkonsultasi dengan pasien yang berhenti merokok, terutama perokok berat. Mereka menyarankan dipertimbangkannya tindakan penangkalan seperti penyuluhan gaya hidup, pengaturan berat tubuh secara agresif, dan penggunaan terapi pengganti nikotin, yang tampaknya menghalangi bertambahnya berat badan yang berkaitan dengan berhenti merokok.

“Langkah penting lainnya ialah lebih seringnya pemeriksaan gula darah untuk memastikan pendeteksian paling dini terhadap diabetes tipe 2,” sebutnya.

0 komentar